Senin, 21 April 2014

Definisi dan Istilah Dalam Keluarga

1
KELUARGA
A.
Definisi dan Istilah Dalam Keluarga
Definisi keluarga
Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli
:
a.
Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari d
ua orang atau lebih yang
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang t
erdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak, kakek dan nenek.
b.
Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kum
pulan beberapa komponen
yang saling berinteraksi satu sama lain.
c.
Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang ko
mpleks dengan atribut yang
dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang
masing-masing mempunyai
arti sebagaimana unit individu.
d.
Duvall
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungka
n oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan
dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari
tiap anggota.
e.
Bailon dan Maglaya
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih indiv
idu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dala
m satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan m
enciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.
f.
Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
mempunyai hubungan darah
yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan
yang terus menerus, yang
tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emo
sional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainn
ya.
2
g.
Lancester dan Stanhope (1992)
Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok
keluarga yang sama atau yang
berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan
yang terus menerus, biasanya
bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikata
n emosional dan adanya
pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.
h.
Jonasik and Green (1992)
Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantun
g, yang mempunyai dua sifat
(keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan
anggota yang lainnya).
i.
Bentler et. Al (1989)
Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik ya
ng mempunyai kebersamaan
seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional,
memberikan perhatian/asuhan,
tujuan orientasi kepentingan dan memberikan asuhan
untuk berkembang.
j.
National Center for Statistic (1990)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari d
ua orang atau lebih yang
berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adop
si dan tinggal bersama
dalam satu rumah.
k.
Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehi
ngga mempunyai ikatan
emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosia
l, peran dan tugas.
l.
BKKBN (1992)
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami istri, atau
suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya,
atau ibu dengan anaknya.
Istilah dalam keluarga
Keluarga Sejahtera
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan
yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak,
bertakwa kepada TYME,
memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang an
tar anggota dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1
996), tahapan
keluarga sejahtera terdiri dari:
Prasejahtera
3
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarn
ya secara minimal atau
belum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, panga
n, sandang, papan, kesehatan
dan KB
Sejahtera I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarn
ya secara minimal, tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya
seperti kebutuhan akan
pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi
lingkungan tempat tinggal, dan
transportasi.
Sejahtera II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarn
ya dan kebutuhan sosial
psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
pengembangan, seperti
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi
Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar,
sosial psikologis dan
pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbang
an yang teratur bagi
masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuh
i seperti sumbangan materi,
dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat
Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar,
sosial psikologis dan
pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan
yang teratur dan
berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau m
emiliki kepedulian sosial
yang tinggi.
Keluarga Berencana
Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masya
rakat melalui pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ke
tahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudka
n keluarga kecil, bahagia
dan sejahtera.
Kualitas keluarga
Kondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan, ke
sehatan, ekonomi, sosial
budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual
serta nilai-nilai agama yang
merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.
Kemandirian keluarga
Sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedu
lian masyarakat dalam
pembangunan, mendewasakan usia perkawinanan, membi
na dan meningkatkan
4
ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan mengemba
ngkan kualitas dan
keejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran dan ta
nggungjawab.
Ketahanan Keluarga
Kondisi dinamik sebuah keluarga yang memiliki keule
tan dan ketangguhan serta
mengandung kemampuan fisik-material dan psikis-me
ntal spiritual guna hidup
mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya unt
uk hidup harmonis dalam
meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan ba
tin.
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)
Suatu nilai yang sesuai dengan nilai-nilai agama da
n sosial budaya yang
membudaya dalam diri pribadi, keluarga, dan masyara
kat, yang berorientasi kepada
kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk
mewujudkan kesejahteraan
lahir dan kebahagiaan batin.
B.
Tipe/Bentuk Keluarga
a.
Tradisional
The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa a
nak) yang hidup bersama dalam
satu rumah.
Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sud
ah tua dengan anak yang sudah
memisahkan diri.
The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan un
tuk mendapatkan anak
terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah,
seperti nuclear family disertai: paman, tante, oran
g tua (kakek-nenek), keponakan
The single parent famili
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah ata
u ibu) dengan anak,
5
hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian
, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetap
i salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja d
i luar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umu
r yang tinggal bersama
dalam satu rumah.
Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu ruma
h atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama (contoh: dapur,
kamar mandi, televisi, telepon,dll)
Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah ke
mbali dan membesarkan
anak dari perkawinan sebelumnya.
The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup
sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
b. Non-Tradisional
The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang ti
dak ada hubungan saudara
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fas
ilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan mela
lui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan
tanpa melalui pernikahan.
6
Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersam
a sebagaimana ”marital
pathners”
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perni
kahan karena beberapa alasan
tertentu
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat ru
mah tangga bersama, yang
saling merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu
termasuk sexsual dan membesarkan anak.
Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-
nilai, hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang-barang rumah t
angga bersama, pelayanan,
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan kelu
arga/saudara di dalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlind
ungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan kead
aan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-
orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhat
ian tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Menurut Kamanto Sunarto (1993:159-160), keluarga da
pat dibedakan menjadi
beberapa bentuk.
1.
Berdasarkan keanggotaannya, terdiri dari keluarga b
atih dan keluarga luas.
2.
Berdasarkan garis keturuan, terdiri atas keluarga p
atrilineal, keluarga
matrilineal, dan keluarga bilateral.
3.
Berdasarkan pemegang kekuasaannya, terdiri dari kel
uarga patriarhat, keluarga
matriarhat, dan keluarga equalitarian.
7
4.
Berdasarkan bentuk perkawinan, terdiri atas keluarg
a monogami, keluarga
poligami, dan keluarga poliandri.
5.
Berdasarkan status sosial ekonomi, terdiri atas kel
uarga golongan rendah,
keluarga golongan menengah, dan keluarga golongan t
inggi.
6.
Berdasarkan keutuhan, terdiri atas keluarga utuh, k
eluarga pecah atau bercerai,
dan keluarga pecah semu.
C.
Struktur dan Fungsi Keluarga
Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubunga
n erat dan terus menerus
berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pa
da organisasi, yaitu perilaku
anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga.
Hubungan yang ada dapat
bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa seb
agai istri, sebagai ibu, sebagai
menantu, dll yang semua itu mempunyai kebutuhan, pe
ran dan harapan yang berbeda.
Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struk
tur peran dalam keluarga.
Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit t
ergantung dari kemampuan dari
keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada
dalam keluarga. Struktur keluarga
yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengg
anggu atau merusak fungsi
keluarga.
Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:
a. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga memp
unyai hak yang sama dalam
menyampaikan pendapat (demokrasi)
b. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
c. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka
: mendorong kejujuran dan
kebenaran (honesty and authenticity)
d. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung
pada peraturan
e. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang m
emaksakan (permisivenes)
f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan
kasar)
g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar bertem
an)
h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stre
ss emosional)
a.
Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri
atas:
a.
Pola dan Proses Komunikasi
8
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ad
a yang tidak, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komp
onen komunikasi seperti :
sender, chanel-media, massage, environtment dan rec
iever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
1). Karakteristik pengirim yang berfungsi
Yakin ketika menyampaikan pendapat
Jelas dan berkualitas
Meminta feedback
Menerima feedback
2). Pengirim yang tidak berfungsi
Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunak
an dasar/data yang
obyektif)
Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak
diikuti ekspresi wajahnya)
Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuska
n/menyatakan sesuatu yang
tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh uca
pan salah benar, baik/buruk,
normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel...”, ”
kamu harus...”
Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
Komunikasi yang tidak sesuai
3). Karakteristik penerima yang berfungsi
Mendengar
Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengala
man)
Memvalidasi
4). Penerima yang tidak berfungsi
Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
Diskualifikasi, contoh : ”iya dech.....tapi....”
Offensive (menyerang bersifat negatif)
Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
Kurang memvalidasi
5). Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungs
i
Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih,
gembira
Komunikasi terbuka dan jujur
Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
Konflik keluarga dan penyelesaiannya
9
6). Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak be
rfungsi
Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya dis
kusi
Kurang empati
Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
Komunikasi tertutup
Bersifat negatif
Mengembangkan gosip
b.
Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan s
esuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau st
atus adalah posisi individu
dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/sua
mi atau anak.
Perilaku peran
Peranan ayah
: pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala
keluarga, sebaagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
Peranan ibu :
mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak
-naknya,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok d
ari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
serta bisa berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
Harapan
masyarak
at
Model peran Penerima peran
Kepribadian
Kemampuan
Perilaku
peran
10
Peranan anak :
melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan ti
ngkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spi
ritual
c.
Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual
) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah peril
aku orang lain ke arah
positif.
Tipe struktur kekuatan:
Legitimate power/authority
(hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap
anak)
Referent power
(seseorang yang ditiru)
Resource or expert power
(pendapat ahli)
Reward power
(pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
diterima)
Coercive power (
pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
Informational power
(pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
Affective power
(pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan
cinta kasih
misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari
suatu proses dalam
pengambilan keputusan dalam keluarga seperti::
Konsensus
Tawar menawar atau akomodasi
Kompromi atau de facto
Paksaan
d.
Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan
yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya.
Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi p
erkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, me
nurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan
dari pola perilaku yang
dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tuju
an untuk menyelesaikan
masalah.
b. Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa
yang dilakukan keluarga.
Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan
oleh keluarga untuk mencapai
11
tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komun
ikasi diantara anggota keluarga,
penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makan
an, dan penggunaan sumber dari
internal maupun eksternal. Tujuan reproduksi, seks
ual, ekonomi dan pendidikan
dalam keluarga memerlukan dukungan secara psikologi
antar anggota keluarga,
apabila dukungan tersebut tidak didapatkan maka a
kan menimbulkan konsekuensi
emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang
menyimpang. Tujuan yang ada
dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila te
rjadi komunikasi yang jelas dan
secara langsung. Komunikasi tersebut akan memperm
udah menyelesaikan konflik
dan pemecahan masalah.
Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,
membantu anggota dalam
membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi
stress.
Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nila
i, sikap, dan mekanisme
koping, memberikan feedback, dan memberikan petunju
k dalam pemecahan
masalah.
Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak
dan meneruskan
keturunan.
Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluar
ganya dan kepentingan di
masyarakat
Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk un
tuk penyembuhan dari sakit.
Sedangkan Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992) anta
ra lain:
Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepal
a keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur ke
hidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
12
Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada ana
k, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan a
nak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan ra
sa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga
Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-t
indakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan mer
asa aman
Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihar
a dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak
sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana kelu
arga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik
Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluar
ga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuh
an keluarga di masa
datang
Fungsi pembinaan lingkungan
D.
Tahap Perkembangan Keluarga
Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan model t
ahap kehidupan
keluarga yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, da
n penyusunan kembali
(realigment) dari hubungan keluarga yang memberikan
support terhadap masuk,
keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model in
i diberikan dengan
menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan d
an tugas yang diperlukan
untuk perkembangan keluarga.
Tahap lingkaran kehidupan keluarga
Tahap lingkaran
kehidupan keluarga
Proses emosional
transisi
Perubahan status keluarga
yang dibutuhkan untuk
perkembangan
Keluarga dengan
anak dewasa yang
Menerima
pemisahan
Mengembangkan hubungan
saudara yang intim
Pemisahan dengan keluarga
13
belum menikah dengan orang tua
Mampu bekerja sendiri
Keluarga yang baru
menikah
Komitmen
dengan sistem
baru
Membentuk sistem keluarga
Menyusun kembali hubungan
dengan ekstended family dan
teman-teman
Keluarga dengan
anak muda/anak
yang masih kecil
Menerima
generasi baru dari
anggota yang ada
dalam sistem
Mengambil peran orangtua
Menyusun kembali hubungan
dengan ekstended family
terhadap peran orangtua dan
kakek nenek
Menyediakan tempat untuk
anaknya
Keluarga dengan
anak remaja
Meningkatkan
fleksibilitas
keluarga dari
ketergantunga
anak
Perubahan hubungan orang tua-
anak dari masuk remaja ke arah
dewasa
Memfokuskan kembali pada
masa mencari teman dekat dan
karir
Memulai perubahan perhatian
untuk generasi yang lebih tua
Keluar dan
pindahnya anak-anak
Menerima sistem
yang keluar dan
masukj dalam
jumlah yang
banyak ke dalam
kelurga
Membicarakan kembali sistem
perkawinan sebagai keluarga
dyad
Mengembangkan hubungan
orang dewasa ke orang dewasa
diantara anak-anak yang sudah
besar dengan orang tua
Menyesuaikan hubungan
termasuk kepada menantu dan
cucu
Menerima ketidakmampuan dan
kematian dari orang tua
(kakek/nenek)
Keluarga lansia
Menerima
Mempertahankan diri sendiri
14
perubahan dari
peran generasi
dan atau pasangan dalam fungsi
dan minat dalam menghadapi
penurunan fisiologis, eksplorasi
terhdap keluarga baru dan
pilihan peran sosial
Mendukung lebih banyak peran
sentral untuk generasi
pertengahan
Membuat ruang sistem
untuk
hal-hal yang bijaksana dan
pengalaman pada saat dewasa
akhir, mendukung generasi yang
lebih tua tanpa memberikan
fungsi yang berlebihan kepada
mereka
Menerima kehilangan pasangan,
sibling, dan teman sebaya dan
mempersiapkan untuk kematian
diri sendiri, menerima dengan
pandangan dan keutuhan
Selain tahap lingkaran, didalam keluarga juga terda
pat perkembangan dengan
Tahapan perkembangan (Spradley):
a.
Pasangan baru (keluarga baru)
Membina hubungan dan kepuasan bersama
Menetapkan tujuan bersama
Mengembangkan keakraban
Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelom
pok sosial
Diskusi tentang anak yang diharapkan
b.
Child bearing (menanti kelahiran)
Persiapan untuk bayi
Role masing-masing dan tanggung jawab
Persiapan biaya
Adaptasi dengan pola hubungan seksual
15
Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menja
di orang tua
c.
Keluarga dengan anak pra-remaja
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluar
ga
Merencanakan kelahiran anak kemudian
Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
d.
Keluarga dengan anak sekolah
Menyediakan aktivitas untuk anak
Biaya yang diperlukan semakin meningkat
Kerjasama dengan penyelenggara kerja
Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasanga
n
Sistem komunikasi keluarga
e.
Keluarga dengan anak remaja
Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam kelua
rga
Mencegah adanya gap komunikasi
Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
f.
Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
Penataan kembali tanggung jawab antar anak
Kembali suasana suami istri
Mempertahankan komunikasi terbuka
Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendap
atkan menantu
g.
Keluarga dengan usia pertengahan
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
Keakraban pasangan
Mempertahankan kontak dengan anak
Partisipasi aktivitas sosial
h.
Keluarga dengan usia lanjut
Persiapan dan menghadapi masa pensiun
Kesadaran untuk saling merawat
Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
Pertahankan kontak dengan anak cucu
16
Menemukan arti hidup
Mempertahankan kontak dengan masyarakat
E.
Sistem dan Pengelolaan Keluarga
a.
Sistem keluarga
Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka y
ang ada dan berinteraksi dengan
sistem yang lebih besar (suprasistem) dari masyara
kat (misal: politik, agama, sekolah
dan pemberian pelayanan kesehatan). Sistem keluarga
terdiri dari bagian yang saling
berhubungan (anggota keluarga) yang membentuk berba
gai macam pola interaksi
(subsistem). Seperti pada seluruh sistem, sistem ke
luarga mempunyai dua tujuan baik
impisit maupun eksplisit, yang berbeda berdasarkan
tahapan dalam siklus hidup
keluarga, nilai keluarga dan kepedulian individual
anggota keluarga.
Karakteristik dari sistem keluarga (sistem terbuka
):
a.
Komponen: dalam suatu keluarga masing-masing anggo
ta mempunyai sifat
interdependensi, interaktif dan mutual.
b.
Batasan : dalam suatu keluarga pasti adanya batasan
(filter) yang digunakan untuk
menyeleksi informasi yang masuk dan keluar. Batasan
masing-masing keluarga
akan berbeda tergantung dari beberapa faktor sepert
i : sosial, budaya, ekonomi,dll.
c.
Keberadaan : keluarga merupakan bagian dari sistem
yang lebih luas yaitu
masyarakat
d.
Terbuka (batas yang permeable) dimana di dalam kelu
arga terjadi pertukaran antar
sistem
e.
Mempunyai : masing-masing keluarga mempunyai organi
sasi/struktur yang akan
berpengaruh di dalam fungsi yang ada dari anggotan
ya.
keterangan :
I : individu
K: keluarga
M: masyarakat
M
K
I
17
b.
Pengelolaan Keluarga
Perencanaan
Masa depan keluarga tergantung pada bagaimana kita
merencanakan.
Dalam penerapan ilmu menejemen, nabi telah mengajar
kan melalui haditsnya:
“barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari ke
marin, maka ia tergolong
orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sa
ma saja dengan hari
kemarin, maka ia tergolong orang yang merugi. Dan b
arang siapa yang hari ini
lebih buruk dari hari kemarin, maka ia tergolong or
ang terlaknat”.
Mengutup dari artikel dari tabloid MQ (rubrik kelua
rga sakinah). Dalam artikel
yang berjudul “merancang masa depan keluarga”, ada
beberapa langkah untuk
merancang masa depan. Yaitu: pertama mengenal gamba
ran masa depan.
Kedua, mengenal dan memahami keadaan diri sendiri.
Ketiga, menjabarkan
beberapa alternatif tindakan. Keempat, mengkaji tia
p alternatif yang telah
dijabarkan. Kelima, mengadakan persiapan. Sepertiny
a langkah-langkah ini
perlu kita teladani. Karena kita tidak ingin keluar
ga kita terjerumus pada
kondisi yang tidak diinginkan, dikarenakan arus lin
gkungan yang negatif.
Dengan perencanaan yang matang, masa depan keluarga
yang lebih baik akan
terwujud. Namun ada hal lain yang tak kalah penting
nya, yaitu bagaimana
mewujudkan perencanaan itu dalam tindakan nyata.
Operasional
Untuk merealisasikan perencanaan yang ada, perlu a
danya tindakan yang
nyata. Pekerjaan yang sulit adalah memulai sesuatu.
Namun jika kita mau
memulai, kesulitan dalam melaksanakan apa yang kita
rencanakan akan
menemui jalan. Tidak ada yang lebih jelek dari peke
rjaan yang tidak
diselesaikan kecuali pekerjaan yang tidak pernah di
mulai.
Organisasi
Anggota keluarga yang paling ideal adalah adanya b
apak, ibu, dan anak.
Jika ternyata dalam keluarga terdapat kakek/nenek a
tau tante harus kita
masukkan sebagai anggota keluarga. Anggota keluarga
adalah unsur organisasi
18
yang masing-masing mempunyai peran dan fungsi sendi
ri-sendiri. Sudah
saatnya anak bukan lagi obyek dalam keluarga dan or
ang tua sebagai subyek
dan bertindak otoriter. Karena keluarga kita dibang
un untuk kehidupan yang
panjang. Anak-anak kita hidup di masa yang berbeda
dengan kehidupan kita
(Al-Hadits). Munculkan peran setiap anggota keluarg
a yang sinergis (saling
bekerja sama dan tergantung) agar kebaikan dan kema
juan keluarga menjadi
cita-cita bersama dan hasilnya dirasakan bersama.
Koordinasi
Komunikasi merupakan modal pokok dalam mengelola k
eluarga.
Komunikasi yang baik antar anggota keluarga akan me
nimbulkan koordinasi
yang positif. Kalau kita sudah bisa menjadikan angg
ota keluarga sebagai
bentuk organisasi yang saling bersinergi (bekerja s
ama) setiap saat perlu
adanya koordinasi (saling mengingatkan dan menaseha
ti) dalam
operasionalnya. Suatu saat ibu dapat menjadi pimpro
(pimpinan) dalam acara
liburan di puncak. Disaat lain kakak juga berhak me
njadi pimpro pada acara
tahun baru. Atau dalam kegiatan beres-beser rumah b
apak lah pimpronya.
Dengan begitu saling koordinasi menjadi suatu kebia
saan yang menyenangkan.
Pengendalian dan pengawasan
Orang tua mempunyai kewajiban untuk mendidik dan m
embimbing anak-
anak, mempunyai hak untuk memberikan pengawasan. Me
skipun pengawasan
dapat diberikan pada siapa pun dalam anggota keluar
ga. Adik wajib
mengingatkan jika kakak belum melakukan pekerjaanny
a membuang sampah.
Atau kakak wajib mengingatkan bapak jika saking asy
iknya beres-beser mobil
lupa belum sholat dzuhur. Dan sebagainya.
Penganggaran
Dalam setiap kegiatan dalam keluarga diperlukan bi
aya. Mulai dari
keperluan pendidikan, makan, kesehatan hingga kegia
tan wisata. Perencanaan
keuangan menjadi perlu untuk dipelajari agar kepent
ingan dalam keluarga
dapat tercukupi. Skala prioritas perlu diajarkan pa
da anak-anak. Pemenuhan
skala prioritas dapat menjadi pendidikan pertama pa
da anak-anak dalam
mengelola uang.
19
BAB III
KESIMPULAN
Keluarga adalah satuan unit terkecil yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak
yang merupakan sistem sosial yang saling bergantung
dan kumpulan yang
saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya
. Tipe keluarga terbagi 2
yaitu keluarga tradisional dan keluarga non- tradis
ional. Struktur dalam
keluarga termasuk struktur peran yang harus dijalan
i oleh setiap individu
sesuai dengan perannya. Peran ayah, ibu dan anak be
rbeda satu dengan yang
lainnya meskipun dapat dilakukan secara bersama-sam
a. fungsi didalam
keluarga antara lain fungsi
afektif dan koping
,
fungsi sosialisasi, fungsi
reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi fisik
Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka y
ang ada dan berinteraksi
dengan sistem yang lebih besar.
Didalam keluarga juga terdapat pengelolaan
yaitu,
Perencanaan
,
Operasional, Organisasi, Koordinasi, Pengendalian d
an
pengawasan, Penganggaran.
Jadi, Keluarga merupakan sistem terbuka yang dapa
t berkembang sesuai
dengan fungsinya sebagai keluarga yang dapat diteri
ma didalam lingkungan social.
DAFTAR PUSTAKA
Syaripudin, Tatang. (2008).
Pedagogik Teoritis Sistematis.
Percikan Ilmu:
Bandung.
Ahmadi, Abu. (2002).
Psikologi Sosial.
Rineka Cipta: Jakarta.
Ibnu Qasim. http://www.radarsemarang.com/daerah/kud
us/2356-kontrol-
lingkungan-keluarga-dan-sosial.html
Masngudin Hms. (2008).
Kenakalan Remaja Sebagai Perilaku Menyimpang
Hubungannya Dengan Keberfungsian Sosial Keluarga. K
asus Di Pondok
Pinang Pinggiran Kota Metropolitan
20
Jakarta
.[online].
Tersedia:http://www.depsos.go.id/Balatbang/Puslitba
ng%20UK
S/2004/Masngudin.htm[15 Desember 2008]
Meda Wahini. (2008).
Keluarga Sebagai Tempat Pertama Dan Utama
Terjadinya Sosialisasi Pada Anak.
[oline]. Tersedia:
http://tumoutou.net/702_05123/meda_wahini.htm[15 De
sember 2008]
Retno Purwandari,
S.Kep.,.Ns.elearning.unej.ac.id/courses/IKU1234b318
/document/KONSEP_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar